Pages

Sabtu, 28 April 2012

PUISI KELAS 8 KEDUA


Pergi

Kemanakah kau pergi
Dikala sendiri
Mencari cahaya hati
Tatkala duka menggores hati
            Tapi, dimana dirimu yang dulu
            Yang berada di sampingku
            Yang mengisi sebagian hidupku
            Yang menjadi bagian hidupku
Kini, kau telah pergi
Meninggalkan ku sendiri
Tanpa peduli lagi
Bagai kacang lupa kulitnya
            

PUISI KELAS 8

SAHABATKU




Terselubung di pikiran
Tersimpan di dalam hati
Kenangan kita bersama
Disaat canda dan tawa
     Dirimu bagai mentari
     Bersinar terang mengisi hariku
     Bagai bulan
     Yang menerangi malamku
Tapi kini kau harus pergi
Meninggalkan ku sendiri, disini
Dengan segala kenangan
Yang pernah kita lalui
     Selamat jalan kawan
     Kuharap kau bahagia disana
     Jangan pernah melupakanku
     Yang pernah mengisi hari-harimu

Kamis, 19 April 2012

IPS SEJARAH SEMESTER 2


TRAGEDI NASIONAL PERISTIWA MADIUN PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, DAN KONFLIK-KONFLIK INTERNAL LAINNYA
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/0/0e/Tragedi_Nasional_1.jpg
Pasca Proklamasi Kemerdekaan, perjuangan bangsa Indonesia belum selesai dan sangat berat. Mengapa? Sebab menghadapi dua musuh dalam perjuangan. Di satu sisi harus berjuang mem-pertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan NICA. Sementara disisi lain harus menghadapi tindakan makar dari gerakan separatis. Mereka menikam dari belakang, di saat bangsa membutuhkan kekuatan untuk mempertahankan kemerdekaan. Tindakan makar itu tidak bisa dibiarkan, harus ditumpas. Berkat kesigapan TNI yang didukung rakyat, akhirnya pemberontakan dapat ditumpas. Agar kalian lebih jelas, ikutilah pembahasan berikut ini!
A. Pemberontakan PKI di Madiun Tahun 1948
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/7d/Tragedi_Nasional_2.jpg
Membahas tentang pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin tahun 1948. Mengapa kabinet Amir jatuh? Jatuhnya kabinet Amir disebabkan oleh kegagalannya dalam Perundingan Renville yang sangat merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya,pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) Untuk memperkuat basis massa, FDR membentuk organisasi kaum petani dan buruh. Selain itu dengan memancing bentrokan dengan menghasut buruh. Puncaknya ketika terjadi pemogokan di pabrik karung Delanggu (Jawa Tengah) pada tanggal 5 Juli 1959. Pada tanggal 11 Agustus 1948, Musso tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah doktrin bagi PKI. Doktrin itu bernama Jalan Baru. PKI banyak melakukan kekacauan, terutama di Surakarta.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/3/37/Tragedi_Nasional_3.jpg
Oleh PKI daerah Surakarta dijadikan daerah kacau (wildwest). Sementara Madiun dijadikan basis gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/4/40/Tragedi_Nasional_4.jpg
Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat penting di Madiun. Untuk menumpas pemberontakan PKI, pemerintah melancarkan operasi militer. Dalam hal ini peran Divisi Siliwangi cukup besar. Di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk mengerahkan pasukannya menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Dengan dukungan rakyat di berbagai tempat, pada tanggal 30 September 1948, kota Madiun berhasil direbut kembali oleh tentara Republik. Pada akhirnya tokoh-tokoh PKI seperti Aidit dan Lukman melarikan diri ke Cina dan Vietnam. Sementara itu, tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 orang ditangkap oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di daerah Purwodadi, Jawa Tengah.
Dengan ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa dan negara Indonesia dari rongrongan dan ancaman kaum komunis yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dan dari siapa pun. Dalam kondisi bangsa yang begitu sulit itu, ternyata RI sanggup menumpas pemberontakan yang relatif besar oleh golongan komunis dalam waktu singkat.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/7f/Tragedi_Nasional_5.jpg
B. Pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII)
1. DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat
Berdasarkan Perundingan Renville, kekuatan militer Republik Indonesia harus meninggalkan wilayah Jawa Barat yang dikuasai Belanda. TNI harus mengungsi ke daerah Jawa Tengah yang dikuasai Republik Indonesia. Tidak semua komponen bangsa menaati isi Perjanjian Renville yang dirasakan sangat merugikan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah S.M. Kartosuwiryo beserta para pendukungnya. Pada tanggal 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Tentara dan pendukungnya disebut Tentara Islam Indonesia (TII). Gerakan Darul Islam yang didirikan oleh Kartosuwiryo mempunyai pengaruh yang cukup luas. Pengaruhnya sampai ke Aceh yang dipimpin Daud Beureueh, Jawa Tengah (Brebes, Tegal) yang dipimpin Amir Fatah dan Kyai Somolangu (Kebumen), Kalimantan Selatan dipimpin Ibnu Hajar, dan Sulawesi Selatan dengan tokohnya Kahar Muzakar. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 12.1 berikut.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/66/Tragedi_Nasional_6.jpg
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/c/cc/Tragedi_Nasional_7.jpg

C. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), Andi Azis, dan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pada masa pemerintahan RIS, muncul pemberontakan-pemberontakan yang mengguncang stabilitas politik dalam negeri. Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Azis, dan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS). Lihat tabel 12.2 berikut.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/9/9a/Tragedi_Nasional_8.jpg
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/f/f6/Tragedi_Nasional_9.jpg

D. Konflik onflik Internal Hubungan Pemerintah Pusat – Daerah dan Dampaknya terhadap Munculnya Pergolakan dan Pemberontakan Daerah
Sejak pemerintahan kabinet Ali II, muncul berbagai masalah mengenai hubungan pusat dan daerah. Beberapa masalah yang timbul yaitu sebagai berikut:
1. Sikap tidak senang terhadap pemerintah pusat, terutama di Sumatra dan Sulawesi. Mereka merasa tidak puas dengan alokasi biaya pembangunan yang diterima dari pusat.
2. Terjadinya krisis kepercayaan terhadap pemerintah pusat. Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah sekitar tahun 1957 memang tidak harmonis. Ketidakharmonisan ini terlihat dengan munculnya berbagai pergolakan di daerah. Di samping itu ada beberapa daerah yang berusaha melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan yang berusaha lepas dari NKRI disebut gerakan sparatis. Beberapa contoh gerakan yang menentang pemerintah pusat misalnya, Dewan Banteng, Dewan Gajah, dan Dewan Garuda, yang kemudian berkembang menjadi PRRI/Permesta.
1. Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
Munculnya pemberontakan PRRI diawali dari ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti berikut.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/5/53/Tragedi_Nasional_10.jpg
a. Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
b. Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan.
c. Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
d. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
Tanggal 10 Februari 1958 Ahmad Husein menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam, dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak pemerintah pusat. Setelah menerima ultimatum, maka pemerintah bertindak tegas dengan memecat secara tidak hormat Ahmad Hussein, Simbolon, Zulkifli Lubis, dan Dahlan Djambek yang memimpin gerakan sparatis. Langkah berikutnya tanggal 12 Februari 1958 KSAD A.H. Nasution membekukan Kodam Sumatra Tengah dan selanjutnya menempatkan langsung di bawah KSAD.
Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Sebagai perdana menterinya adalah Mr. Syafruddin Prawiranegara. Agar semakin tidak membahayakan negara, pemerintah melancarkan operasi militer untuk menumpas PRRI. Berikut ini operasi militer tersebut.
a. Operasi 17 Agustus dipimpin Kolonel
Ahmad Yani untuk wilayah Sumatra Tengah. Selain untuk menghancurkan kaum sparatis, operasi ini juga dimaksudkan untuk mencegah agar gerakan tidak meluas, serta mencegah turut campurnya kekuatan asing.
b. Operasi Tegas dipimpin Letkol Kaharudin Nasution. Tugasnya mengamankan Riau, dengan pertimbangan mengamankan instalasi minyak asing di daerah tersebut dan mencegah campur tangan asing dengan dalih menyelamatkan negara dan miliknya.
c. Operasi Saptamarga untuk mengamankan daerah Sumatra Utara yang dipimpin Brigjen Djatikusumo.
d. Operasi Sadar dipimpin Letkol Dr. Ibnu Sutowo untuk mengamankan daerah Sumatra Selatan.
Akhirnya pimpinan PRRI menyerah satu per satu. Misalnya Ahmad Hussein tanggal 29 Mei 1961 melaporkan diri beserta pasukannya, dan diikuti yang lain. Dengan demikian pemberontakan PRRI dapat dipadamkan.
2. Pemberontakan Permesta
Proklamasi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia bagian Timur. Tanggal 17 Februari 1958 Somba memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat dan mendukung PRRI. Gerakannya dikenal dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Gerakan ini jelas melawan pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus ditumpas. Untuk menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer beberapa kali. Berikut ini operasi-operasi militer tersebut.
a. Komando operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.
b. Operasi Saptamarga I dipimpin Letkol Sumarsono, menumpas Permesta di Sulawesi Utara bagian Tengah.
c. Operasi Saptamarga II dipimpin Letkol Agus Prasmono dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
d. Operasi Saptamarga III dipimpin Letkol Magenda dengan sasaran kepulauan sebelah Utara Manado.
e. Operasi Saptamarga IV dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat, menumpas Permesta di Sulawesi Utara.
f.  Operasi Mena I dipimpin Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
g. Operasi Mena II dipimpin Letkol Hunholz untuk merebut lapangan udara Morotai.
Ternyata Gerakan Permesta mendapat dukungan asing, terbukti dengan ditembak jatuhnya pesawat yang dikemudikan oleh Alan Pope warga negara Amerika Serikat tanggal 18 Mei 1958 di atas Ambon. Meskipun demikian, pemberontakan Permesta dapat dilumpuhkan sekitar bulan Agustus 1958, walaupun sisa-sisanya masih ada sampai tahun 1961.
E. Peristiwa Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965
1. Kondisi Politik Menjelang G 30 S/PKI
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/a/a2/Tragedi_Nasional_11.jpg
Doktrin Nasakom yang dikembangkan oleh Presiden Soekarno memberi keleluasaan PKI untuk memperluas pengaruh. Usaha PKI untuk mencari pengaruh didukung oleh kondisi ekonomi bangsa yang semakin memprihatinkan. Dengan adanya nasakomisasi tersebut, PKI menjadi salah satu kekuatan yang penting pada masa Demokrasi Terpimpin bersama Presiden Soekarno dan Angkatan Darat. Pada akhir tahun 1963, PKI melancarkan sebuah gerakan yang disebut “aksi sepihak”. Para petani dan buruh, dibantu para kader PKI, mengambil alih  tanah penduduk, melakukan aksi demonstrasi dan pemogokan. Untuk melancarkan kudeta, maka PKI membentuk Biro Khusus yang diketuai oleh Syam Kamaruzaman. Biro Khusus tersebut mempunyai tugas-tugas berikut.
a. Menyebarluaskan pengaruh dan ideologi PKI ke dalam tubuh ABRI.
b. Mengusahakan agar setiap anggota ABRI yang telah bersedia menjadi anggota PKI dan telah disumpah dapat membina anggota ABRI lainnya.
c. Mendata dan mencatat para anggota ABRI yang telah dibina atau menjadi pengikut PKI agar sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk kepentingannya.
Memasuki tahun 1965 pertentangan antara PKI dengan Angkatan Darat semakin meningkat. D.N. Aidit sebagai pemimpin PKI beserta Biro Khususnya, mulai meletakkan siasat-siasat untuk melawan komando puncak AD. Berikut ini siasat-siasat yang ditempuh oleh Biro Khusus PKI.
a. Memojokkan dan mencemarkan komando AD dengan tuduhan terlibat dalam persekongkolan (konspirasi) menentang RI, karena bekerja sama dengan Inggris dan Amerika Serikat.
b. Menuduh komando puncak AD telah membentuk “Dewan Jenderal” yang tujuannya menggulingkan Presiden Soekarno.
c. Mengorganisir perwira militer yang tidak mendukung adanya “Dewan Jenderal”.
d. Mengisolir komando AD dari angkatan-angkatan lain.
e. Mengusulkan kepada pemerintah agar membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari para buruh dan petani yang dipersenjatai.
Ketegangan politik antara PKI dan TNI AD mencapai puncaknya setelah tanggal 30 September 1965 dini hari, atau awal tanggal 1 Oktober 1965. Pada saat itu terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat.
2. Seputar Penculikan Para Jenderal AD, Usaha Kudeta, dan Operasi Penumpasan
Peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira AD, kemudian dikenal Gerakan 30 S/PKI. Secara rinci para pimpinan TNI yang menjadi korban PKI ada 10 orang, yaitu 8 orang di Jakarta dan 2 orang di Yogyakarta. Mereka diangkat sebagai Pahlawan Revolusi.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/8/80/Tragedi_Nasional_12.jpg
Berikut ini para korban keganasan PKI.
a. Di Jakarta
1) Letjen Ahmad Yani, Men/Pangad.
2) Mayjen S.Parman, Asisten I Men/Pangad.
3) Mayjen R. Suprapto, Deputi II Men/Pangad.
4) Mayjen Haryono, M.T, Deputi III Men/Pangad.
5) Brigjen D.I. Panjaitan, Asisten IV Men/Pangad.
6) Brigjen Sutoyo S, Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral TNI AD.
7) Lettu Piere Andreas Tendean, Ajudan Menko Hankam/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata.
8) Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun, Pengawal rumah Wakil P.M. II Dr. J. Leimena.
b. Di Yogyakarta
1) Kolonel Katamso D, Komandan Korem 072 Yogyakarta.
2) Letnan Kolonel Sugiyono M., Kepala Staf Korem 072 Yogyakarta.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/5/5d/Tragedi_Nasional_13.jpg
Jenderal Nasution berhasil meloloskan diri. Akan tetapi putrinya Ade Irma Suryani tertembak yang akhirnya meninggal tanggal 6 Oktober 1965, dan salah satu ajudannya ditangkap. Ajudan Nasution (Lettu Pierre A. Tendean), mayat tiga jenderal, dan tiga jenderal lainnya yang masih hidup dibawa menuju Halim. Di Halim, para jenderal yang masih hidup dibunuh secara kejam. Sejumlah anggota Gerwani dan Pemuda Rakyat terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut. Ketujuh mayat kemudian dimasukkan dalam sebuah sumur yang sudah tidak dipakai lagi di Lubang Buaya. Untuk mengenang peristiwa yang mengerikan tersebut, di Lubang Buaya dibangun Monumen Pancasila Sakti. Peristiwa pembunuhan juga terjadi di daerah Yogyakarta. Komandan Korem 072 Yogyakarta Kolonel Katamso dan Kepala Stafnya Letkol Sugiyono diculik dan dibunuh oleh kaum pemberontak di Desa Kentungan. Pagi hari sekitar jam 07.00 WIB Letkol Untung berpidato di RRI Jakarta. Dalam pidatonya, Letkol Untung mengatakan bahwa “Gerakan 30 September” adalah suatu kelompok militer yang telah bertindak untuk melindungi Presiden Soekarno dari kudeta. Kudeta itu direncanakan oleh suatu dewan yang terdiri atas jenderal-jenderal Jakarta yang korup yang menikmati penghasilan tinggi dan menjadi kaki tangan CIA (Agen Rahasia Amerika). Setelah mendengar pidato Letkol Untung di RRI, timbul kebingungan di dalam masyarakat. Presiden Soekarno berangkat menuju Halim. Presiden mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Indonesia tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan, serta menjaga persatuan. Diumumkan pula bahwa pimpinan Angkatan Darat untuk sementara waktu berada langsung di tangan presiden sebagai Panglima Tertinggi ABRI. Selain itu melaksanakan tugas seharihari ditunjuk Mayjen Pranoto. Namun, di saat yang sama, tanpa sepengetahuan presiden Mayjen Soeharto mengangkat dirinya sebagai pimpinan AD.
3. Penumpasan G 30 S/PKI
Pada tanggal 2 Oktober 1965 Presiden Soekarno memanggil semua panglima angkatan ke Istana Bogor. Dalam pertemuan tersebut Presiden Soekarno mengemukakan masalah penyelesaian peristiwa G 30 S/PKI. Dalam rangka penjelasan G 30 S/PKI, presiden menetapkan kebijaksanaan berikut.
a. Penyelesaian aspek politik akan diselesaikan sendiri oleh presiden.
b. Penyelesaian aspek militer dan administratif diserahkan kepada Mayjen Pranoto
c. Penyelesaian militer teknis, keamanan, dan ketertiban diserahkan kepada Mayjen Soeharto
Berikut ini penumpasan G 30 S/PKI dari aspek militer. Lihat tabel 12.3
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/4/43/Tragedi_Nasional_14.jpg
4. Dampak Sosial Politik dari Peristiwa G 30 S/PKI
Berikut ini dampak sosial politik dari G 30 S/PKI.
a. Secara politik telah lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara AD.
b. Sampai bulan Desember 1965 PKI telah hancur sebagai kekuatan politik di Indonesia.
c. Kekuasaan dan pamor politik Presiden Soekarno memudar.
d. Secara sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau”dianggap PKI”, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang relatif banyak.

ANTARA MATEMATIKA DAN MUSIK


“matematika dan musik”
Matematika adalah orkestrasi berbagai konsep, Musik adalah matematika yg berbunyi.
1. Inti math bukanlah itung2an,rumus2 dan angka2...tetapi kemampuan menangkap pola dr sesuatu yg tampaknya tak terpola.
2. Pola itu dinyatakan dlm pemodelan,dan pemodelan yg paling umum berbentuk rumus/persamaan.
3. Bukankah sebenarnya musik juga adalah pola dari sesuatu yg tampak "tak terpola" (berupa bunyi dan ritme semesta)?
4.Seorang composer,sebenarnya hanya mem-polakan nada,timbre,ritme yg berserakan di alam dan tampak "tak terpola".
5. Di tangan ahli math,lalulintas Jakarta yg semrawut tampak tak terpola bisa dipolakan dalam suatu model.
6. Di tangan ahli math,batik yg begitu banyak di Nusantara bisa dipolakan menjadi 6 atau 8 model saja.
7."Andai ketidakteraturan yg teratur tak ditemukan org Prancis,tp oleh kita,pasti teori Fraktal disebut teori Batik".
8.Dan math bukanlah kepastian.Salah kaprah terjadi pada ungkapan "hidup tak sepasti math"..math jg tak pasti
9. Contoh bhw math tak pasti, 1+1 belum pasti 2..Pasti 2 jika kita sepakat sedang bicara dlm sistem bilangan persepuluhan.
10.Math bukan kepastian,tp cara terbaik utk kita berlatih KESEPAKATAN..bila kita sedang sepakat dlm sistem biner 1+1 bukan 2.
11. Bila kita sedang sepakat dlm pola diatonis, pola pentatonis akan terdengar sumbang kecuali dgn beberapa koreksi.
12. Hampir seluruh musik dunia bisa dipangku dalam mayor dan minor..Konsisten..persis konsistensi math ketika bikin kesepakatan.
13. Semua bertiang pd 3 nada, Mayor berarti bertiang Do,Me,Sol..Minor pada Do Ri (2#) Sol ..tak pernah lari dari kesepakatan itu.
14. Dasar kesepakatan musikal adalah mayor-minor, di luar itu,chor2 lebih 3 nada spt Diminish,augmented dll,cuma varian.
15.Maka siapapun pemusik yg mathnya jelek, pasti krn mathnya diajarkan sbg melulu itung2an..bukan ttg orkestrasi konsep2.
16.Andai math diajarkan scara bener sbg latihan kesepakatan dan menangkap pola dr yg tak terpola,musikus pasti bermath tinggi.
17. Penurunan rumus Math selalu berdasarkan uraian persamaan.Misal A+B= C, diurai A=D+E ..D= apa dst ketemulah suatu rumus.
18.Nah kalau kita punya sense math,tiap musik yg bagus dan abadi..melodinya tuh selalu bisa disarikan jadi melodi inti.
19.Seperti dlm math,rumusan lain atau melodi lain di suatu lagu,sebenarnya adalah elaborasi dr melodi inti.
20.Semakin jelek melodi dari suatu lagu, semakin tak bisa dipolakan menjadi melodi inti.
21.Cobalah dengar Simponi 40 Mozart..Inti melodinya adalah Fa Mi Mi ..yg lain2 cuma elaborasi/pengembangan dr Fa Mi Mi itu.
22. Cobalah tengok penurunan dalil Pythagoras dlm fungsi Trigonometri..sesungguhnya cuma elaborasi2 dr suatu persamaan awal.

keterangan. *math: matematika


DRAMA BAHASA INDONESIA

Pemain :
 Adella Diva Veratami (Diva)
Azizah Ikromah (Ikromah)
Dzaky Hanan (Nirvana)
Erina Syafirlianingsih (Ningsih)
Hanif Putra Hermawan (Durjana)
Riko Yulian Prima (Alek)

PEMAIN TAMBAHAN :
NI PUTU GALIH PRATIWI (MEIMEI)
KIAN TEGUH (BEGAL 1)
LUKMANSYAH (BEGAL 2)
RAHADIAN HERLAMBANG (PREMAN MABOK 1)
FEBRIAN NURKHOLIS (PREMAN MABOK 2 )
M. DAVID GIRI WIRADIKA (PREMAN MABOK 3)
Kelas : IX B
SEKOLAH : SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG




“merantau”

          Dikisahkan 2 orang kakak beradik yaitu Nirvana dan Durjana yang merantau dari Lampung ke kota besar metropolitan Jakarta untuk mengadu nasib. Tidak disangka - sangka dalam perjalanan merantau mereka menemukan berbagai hal menarik, misalnya : ditodong preman, kehilangan celana dalam, sampai kisah percintaan yang tidak disangka – sangka.

Ketika di kapal.
Nirvana : “Hai adik, kalau sudah sampai di Jakarta nanti, apa yang hendak akan kau lakukan?”
Durjana : “Wahai kakanda, adik ingin mencari uang yang banyak, tapi apakah mungkin? Sebab adikmu ini pusing.”
Nirvana : “Pusing kenapa wahai adikku?”
Durjana : “Kalo saya sibuk cari uang, bagaimana dengan Try Out saya bang??”
Nirvana : “Dasar kau ini, mana ada... yang ada kau Try out di tempat Mei mei.”
Durjana : “Hehehe.”
Setibanya di Jakarta Durjana dan Nirvana bertemu tukang jagal.
Begal 1 : “Hei, pemuda jelek, kusut, bau, dekil, dan aneh. Serahkan harta bendamu!!!”
Durjana : “Bang Alek jual minyak eceran, biar kata gua jelek hobi gua pacaran.”
Nirvana : “Apa hubungannnnnnyyyyaaaaaa????”
Durjana : “Eksen aja bang.”
Begal 2 : “Yah, pacaran kok hobi.”
Nirvana : “Biasalah, adek gua ini emang tampang pleiboi....”
Begal 1 : “Uda... jangan banyak omong. Gua abisin lu pade.”
Durjana : “STOOOPPP.”
Begal 1 : “Perdebataaannn... (menunjuk begal 2)
Begal 2 : “Pertengakaaaraaannn... (menunjuk Nirvana)
Nirvana : “Naon deiii, APAA INIII!!! Kan mau berantem kok malah nyanyi. Ini pula, begal kok ikut-ikutan aja. Udah ah, berantem nyokk.. malu dong ama bu Ayuni sama temen-temen laen yang dramanya bagus, punya kita berantakan.”
Durjana : “Kan emang konsep drama kita komedi bang.”
Nirvana : “Iya sih, tapi ya udahlah.. nyok berantem.”
          Mereka mulai berkelahi dan akhirnya anak rantau menang.
Durjana : “Hahahaha, yang satu menang gigi yang satu menang jigong ckckc.”
Nirvana : “Muahahaha, ohok ohok ohok hoek.”
Durjana : “Kenapa Bang?” (sembari menepuk pundak Nirvana)
Nirvana : “Udah-udah, ntar nasi padang tadi keluar semua, kan sayang.”
Durjana : “Ngomong-ngomong, dua makhluk tadi kemana ya...?”
Nirvana : “Udahlah biarin aja, mending kita lanjut aja. Loh!! Tas kita kemana
?”(bingung)
Durjana : “Ah, lu sih..”
Nirvana : “Kok gua...”
Durjana : “Huh, kemana kita harus cari modal, mana duit, kolor, sarung tangan dari Mei mei dan perkakas gua di situ semua....”
Nirvana : “Lu mau ngemontir bawa perkakas...??”
Durjana : “Siapa tahu ada yang mau dibetulin.”
Nirvana : “......”
          Dengan wajah murung, Nirvana dan Durjana terus melanjutkan perjalanan mereka. Tiba-tiba, mereka bertemu dengan Alek.
Alek : “Wah..wah, murung kali wajah kau Togar...”
Nirvana dan Durjana : “..............”
Alek : “Hey togar....togar....Togarrr!!!!!”(teriak)
Nirvana dan Durjana terkejut.
Nirvana : “Bapak bicara dengan kami atau Togar?”
Durjana : “Wah.... ngajak ribut, kami atau Togar?”
Alek : “Kalian lah Togar...!”
Nirvana : “Kami atau Togar.” (mengepalkan tangan ke wajah Alek)
Alek : “Kalian lah Togar, siapa lagi !”
Durjana : “Kami, gak...! kami apa Togar.” (akan melayangkan tinju)
Alek : “Kalian.” (dengan wajah miris)
Durjana : “Nah, gitu dooonnngg, kan enak.. Bapak perlu apa dengan kami?”
Alek : “Jadi begini Togar...”
Durjana : “Naaaahhhhh...!”
Alek : “Iya, iya. Nampaknya kalian orang baru ya? Anak rantau?”
Durjana : “Kok tahu..?”
Alek : “Karena kau telah merantau di hati ku...”
Nirvana : “Sumpah, kalian kayak homo. Inget Jana bagaimana dengan Mei mei di kampung.”
Alek : “Siapa?”
Nirvana : “Bukan, kau panggil dia apa tadi?”
Nirvana : “Jana?”
Alek : “Janaaaa? Jana, Jannnaaaaa..........”
Durjana : “Terajanaaaa, terajanaaa. Ini lagunya, lagu India.”
Alek : “Sulingnya suling bambu, gendangnya kulit lembuuu.”
(Rahadian, David, Febrian, Lukman, dan Ikal ikut berjoget)
Nirvana : “Dangdut suara gendang rasa ingin berdendang...”
Durjana : “Dangdut suara gendang rasa ingin berdendang.”
Nirvana : “Loh, darimana nih? Kok jadi rame? Bubar – bubar!!!”
Rahadian : “Kirain ada orgen tunggal. Huuu.....”
(bubar kecuali Nirvana, Alek, dan Durjana)
Alek : “Gimana kalo kalian ikut gue aja, kita bisa cari duit bareng, ya nggak?”
Durjana : “Hhhmmmm, bisakah anda kami percaya?”
Alek : “Tentu dongse...”
Durjana : “Okedeh...”
Alek : “Ngomong-ngomong, abang kau kemana?”
Durjana : “Tuhhh..” (menunjuk Nirvana)
Alek : “Ngapain kau di situ?”
Nirvana : “Biasa pesbuk, banyak notif nih. Ribet kalo jadi orang terkebal..!!”
Alek dan Nurjana : “TERKENAAALLLL!!”
Nirvana : “Saya kan, gak bisa ngomong terkenal.”
Alek : “Tuh bisa.”
Nirvana : “Itu kan contoh. Saya kan banyolis.”
          Akhirnya, mereka berteman dan bersama-sama bertahan hidup. Mereka mengamen, minta-minta, jadi stuntman, badut, dan lain-lain. Dalam perjalanannya mereka bertemu seorang wanita muslimah bernama Ningsih, dan tanpa disangka-sangka Durjana menaruh hati pada Ningsih, walaupun mereka baru kenal tiga minggu. Ningsih bekerja sebagai penjaga toko bunga. Suatu hari Durjana dan Ningsih pergi berdua.
Durjana : “Ningsih...?”
Ningsih : “Iya abang?”
Durjana : “Ningsih tau gak, kenapa abang suka sama bunga?”
Ningsih : “Kenapa bang?”
Durjana : “Soalnya, di depan abang telah tumbuh bunga yang sangat indah.”
Ningsih : “Berarti Ningsih dong bunganya bang?”
Durjana : “Bukan gitu, ahhh Ningsih mah... gak ngerti ngegombal nih, makanya nonton “Raja Gombal” ...” J
          Sedang asyiknya berduaan, datanglah Nirvana.
Nirvana : “Lagi-lagi bang Alek jual bensin eceran, si jelek sempet pacaran.”
Durjana : “Ke Menteng lewat Karawaci, lu kira lu ganteng? Tuh muka kayak pantat panci.”
Nirvana : “Pergi ke Jakarta naek bus, nabrak motor kecelakaan, dibawa ke rumah sakit, masuk UGD, di suntik di kasih Paracetamol, di perban, pulang dengan jalan tergopoh-gopoh. Ooooohhh......”
Durjana : “Mana ada pantun kayak gitu, apa hubungannya kecelakaan sama obat Paracetamol? Kan buat obat panas.”
Nirvana : “Terserah gue, gue yang mau pantun. Ya basing gua lah..”
          Datanglah Ikromah, kakak Ningsih.
Ikromah : “Kalian siapa? Mau ngerayu adekku ya?”
Nirvana : (berbisik ke adiknya) “Buset, lu mau punya ipar macem jemuran basi kayak dia?”
Durjana : “Yang pentingkan adeknya bang, kan yang gue incer adeknya bukan dia.”
Ikromah : “Heh, ayo jawab. Kalo enggak aku lempar nih..!!”
Nirvana : “Ngomong sono, lu kan yang deketin adeknya.”
Durjana : “Ngeri gua bang.. tampangnya kayak yang di sillent hill.”
Ikromah : “Nahh, gak mau jawab..?”
Durjana : “Iya, iya. Gini, saya temen deketnya Ningsih, kita gak ngapa-ngapain kok. Cuma ngobrol aja.”
Ningsih : “Iya kok kak, kita Cuma ngobrol...”
Ikromah : “Jangan bohong kamu, kalo bohong gak kakak kasih uang jajan kamu.”
Ningsih : “Iya kak, cuma ngobrol doang, sumpeee dehhh, gils loeh...” (dengan gaya lebay)
Ikromah : “Eeeeaaaatttaaaahhh.... sumpeh demi apeeeh loehhh.” (dengan gaya lebay)
Ningsih : “Sumpeh lagi...”
Ikromah : “Udah... ayok pulang, ga usaha gaul sama anak dekil gak jelas kayak gini...”
(menarik tangan Ningsih)
Nirvana : “Busettt, sangar amat muka tu orang..”
Durjana : “Suaranya bagaikan terompet sangkakala di hari kiamat.”
Nirvana : “Dia bagaikan iblis yang dijanjikan dalam kitab suci.”
Durjana : “Dia bukan manusia.”
Alek : “Dia makhluk tuhan paling seksi.”
(Durjana dan Nirvana saling menatap)
Durjana : “Sejak kapan lo di sini Lek?”
Nirvana : “Tadi lo bilang apa Lek? Seksi? Hahahaq.. seksi dari Kulon Progo... serem kayak gitu lu bilang seksi, katarak lo ya??”
Alek : “Ah lo mah, gak ngerti yang namanya arti seksi itu.”
Durjana : “Sudahlah bang, biarkan saja dia. Lagian pria kan punya selera.”
          Setelah bercakap-cakap gak penting, akhirnya mereka lanjut mencari uang. Suatu siang saat sedang mengamen.
Nirvana, Durjana dan Alek menyanyikan lagu...
Durjana : “Sekian lagu dari kami, sedikit saya sampaikan epilog dari kami. Kami baru keluar dari bui, sudah bertaubat menjadi kriminal yang ingin berbuat baik dari pada kami melakukan hal nekat, lebih baik kami menjual suara, uang seribu sangat berarti bagi kami. Terima kasih.” (lalu berkeliling meminta sumbangan siswa)
Nirvana : “Gimana, dapet berapa?”
Durjana : “Dapet apaan? Liat kosong begini.”
Alek : “Huh, capek-capek gak dapet apa-apa.”
          Datanglah Diva seorang bandar.
Diva : “Heh!!! Lu lu pade ngamen di dini udah dapet izin belum?”
Durjana : “Barter kangkung pake palu, heh jangkung siapa lu?”
Diva : “Bu Siva sodara Dena, gua Diva kembaran YoonA..”
Durjana : “Oh, gitu..., Lek bales pantun.”
Alek : “Ada bebek di tampol Polwan.”
Nirvana : “Apa salah tu bebek sampe di tampol.”
Durjana : “Iya.... mau kagak lu gua tampol?”
Nirvana : “Emang apa salah tu bebek? Dia kan Cuma blak-blakan.”
Alek : (dengan wajah miris) “Iyeee, iyeee, salah mulu gua dari awal kenal ga sudah-sudah.”
Durjana : “Bang dia nih nakal.”
Nirvana : “Mana orangnya? Mana, biar gua hajar.”
Durjana : “Tuh.” (menunjuk Diva)
Diva : (dengan badan tegap dan dagu mendongak)
Nirvana : “Dunia gk adil ya...??”
Diva : “Gak adil kenape?”
Nirvana : “Badan lu banyak, tapi hidung lo dikit.”
Diva : “Kurang ajar lu!!”
Nirvana : “Mau ape lu? Sini maju kalo berani.”
Diva : “Sorry sob, gue gak suka kekerasan. Mending kita adu pantun aja, kalo lu menang daerah kekuasaan ini buat lu, tapi kalo lu kalah lu harus ikutin apa kata gue..”
Nirvana : “Okeh...”
Diva : “Pagi-pagi ngemil palu, siapa lu?”
Nirvana : “Jalan-jalan ke gua siluman, gua Mega Loman.”
Diva : “Buset, ada Mega Loman mirip kaleng kerupuk kayak lo.”
          Datanglah Ikromah yang kebetulan lewat.
Ikromah : “Kenapa nih?”
Diva : “Nih, anak-anak gak jelas.”
Nirvana : (berbisik pada adiknya) “Buset, Kroma Zilla daten Jan..”
Durjana : “Gimana nih?”
Alek : “Alamaaaakkk, ada bidadari di depan mataku.”
Ikromah : “Eh, kamu apain temen aku?”
Nirvana : “Eh, buset. Ni preman temen lo?”
Ikromah : “Preman?”
Durjana : “Iya, tadi minta jatah reman.”
Ikromah : “Bener kamu malak mereka?”
Diva : “Abis kepepet, gua mau beli poster snsd sama suju.”
Nirvana : “Hhuuuu, boongan. Gua kira beneran.”
Ikromah : “Kalian kan laki-laki gatel yang gangguin adek aku kemarin kan?”
Alek : (mendekati Ikromah) “Wahai ciptaan Tuhan yang paling indah, maukah kau jadi pendampingku?”
Ikromah : “Hiiiiii, amit amit, iiihhh.......... udah pegi aja yuk Diva, bisa gatel-gatel aku disini.”
Alek : “Kemana pun kau pergi aku pasti menyusul..................!!”
          Setelah Ikromah dan Diva pergi, datanglah Ningsih.
Ningsih : “Eh Jana, Vana liat kakak aku gak tadi ?”
Durjana : “Ah enggak, kok nyariin kakak kamu, bukan abang?”
Ningsih : “Ah, abang bisa aja.”
Durjana : “Neng Ningsih ada waktu gak, kita dangdutan yuk nanti malem.”
Nirvana : “Heh lu masih kecil udah dangdutan, malu dong sama temen-temen yang laen, sama bu Ayuni.”
Durjana : “Ah lu, ngerusak suasana aja.”
Ningsih : “Itu si Alek kenapa ?”
Nirvana : “Oh itu, biarin aja hernianya kambuh.”
Alek : “Buset, begini dong jalan gue.” (memperagakan gaya jalan yang gak jelas)
Durjana : “Jadi Ningsih mau?”
Ningsih : “Maaf ya bang tapi makasih, Ningsih mesti nyelesaiin pekerjaan rumah dulu. Lagian kan bentar lagi ujian....”
Nirvana : “Denger tuh, belajar, pade lu try out mulu gak pinter-pinter.”
Durjana : “Ude, ga usah dibahas.”
          Datanglah Mei mei yang jauh-jauh dari kampung untuk menemui Jana.
Mei mei : “Kakang...., jadi ini kerjamu di Jakarta. Bersenang-senang dengan wanita lain. Melupakan aku yang tiap hari kau apeli, sampai membohongi pergi try out? Kejam kamu kakang.”
Durjana : “Kenapa harus try out lagiiiiiii.”
Nirvana : “Entah mengapa akhirnya, aku dapat bahan untuk mengejekmu seumur hidup.”
Mei mei : “Sakit hatiku ini kakang.... 20 tahun kita bersama, main di empang, nyari cupang, sampe nyangsang di jamban Ujang, tapi kakang melupakan Mei mei.... hikssss hiiikkksss.”
Nirvana : “Tuh kan, gue bilang ape...”
Durjana : “Duh Mei mei bukan gitu.”
Ningsih : “Siapa ini bang?”
Mei mei : “Saya calon istri kang Jana, kamu siapa?” (merangkul tangan Durjana)
Ningsih : “Oh....., saya Cuma temen bang Jana kok, oh iya kamu siapa?”
Mei mei : “Gue Mei mei, awas kalo lo deketin bebeb Jana lagi.”’
Ningsih : “Enggak kok, Cuma temen.”
Alek : “Wah, wah, kayak telenovela ya Van.”
Nirvana : “Van, Van, sangka lo gue Wawan.”
Alek : “Kalo Wawan mah Wan ini Van.”
Nirvana : “Iya deng, kok lo bego sih..!!”
Alek : “Itulah hebatnya gua.”
Durjana : “Kok kamu bisa sampe sini Mei?”
Mei mei : “Cintaku padamu lah yang membawaku padamu kang Jana....”
Durjana : “Terus gimana kamu pulang?”
Mei mei : “Gampang, papi udah siapin pesawat kok.”
Durjana : “Ya udah, pulang gih sana..!!”
Mei mei : “Bang Jana ngusir Mei mei.”
Durjana : “Bukannya gitu, nanti kalo kamu kenapa-napa disini gimana? Ntar gak jadi nikah sama abang kan?”
Mei mei : “Iya juga ya bang. Ya udah deh, Mei mei pergi dulu ya, dadah akang..... muahhh.”
          Mei mei pun pergi.
Durjana : “Buset, tu buntelan nyampe aja ke sini.”
Nirvana : “Gua gak ikutan.”
Alek : “Gua juga.”
          Keesokan harinya Mei mei kembali menemui Durjana.
Durjana : “Loh, Mei mei ngapain lagi dateng kesini?”
Mei mei : “Kan kangen, masa gak boleh.”
          Sejenak Durjana berfikir, ia merasa bahwa Mei mei terlalu lebay, dan Durjana pun kini lebih mencintai Ningsih ketimbang Mei mei.
Durjana : “Gini Mei, akang mau ngomong.”’
Mei mei : “Mau ngelamar ya akang, cihuuuuyyyy.”
Durjana : “Bukan gitu.”
          Datanglah Ningsih yang melihat mereka sedang berduaan.
Ningsih : “Hai, lagi pada ngapain nih?”
Mei mei : “Ah elo ngapain kesini.”
Durjana : “Kebetulan ada yang mau aku omongin nih...”
Ningsih : “Masalah apa?”
Durjana : “Begini Mei mei, Ningsih.”
          Tiba-tiba datang preman mabuk. (Rahadian, David, dan Febrian)
Rahadian : “Eh, elo elo elo elo pade, serahin harta benda kalian.”
David : “Iye, kalo kagak gue gorok nih!”
Durjana : “Abang lagi mabok ye... segala kayak beginian buat gorok.”
David : “Ya iyalah, liat aje di naskah gue, kita kan preman mabok!”
Febrian : “He eh.”
          Datanglah Diva dan Ikromah yang baru pulang sekolah.
Diva : “Heh! Ngapain lu gangguin mereka.”
Rahadian : “Ape loe....!!!”
Diva : “Ampun bang....”
Ikromah : “Gimana Div? Aku ngeri nih...”
          Tak lama kemudian datanglah Nirvana dan Alek.
Nirvana : “Wah Lek, tuh bidadari lo digangguin noh.”
Alek : “Sialan tuh, ayuk kita tolong.”
Nirvana : “Ayooook.”
Alek : “Ngapa lu diem aja?”
Nirvana : “Gue bantu doa aja lek.”
Alek : “Gitu lo ya ama gue Van.”
Nirvana : “Iye, iye, gue bantu.”
Rahadian : “Eh, lo bedua ngape!!”
Nirvana : “Elu yang ngape??”
David : “Wah, ngajak ribut.”
Febrian : “He eh.”
David : “Lu kagak bisa ngomong yang laen selain he eh apa Feb?”
Febrian : “He eh.”
Rahadian : “Hajaaaaarrrrr.”
          Mereka pun bertengkar dan para preman itu kewalahan hingga kabur.
Alek : “Ikromah gak apa?”
Ikromah : “Kok kamu tahu nama aku?”
Alek : “Ya iyalah, aku kan pemuja rahasiamu.”
Durjana : “Ye..., kalo dikasih tahu bukan rahasia lagi namanya pendeeeekk.”
Alek : “Diem lu centong nasi.”
Durjana : “Huuuuu, tatakan kopi.”
Alek : “Radio romeng.”
Ningsih : “Udah jangan berantem, yang penting kita selamat.”
Mei mei : “Kang Janaaa.”
Durjana : “Iya?”
Mei mei : “Tadi akang mau ngomong apa?”
Durjana : “Gini, dengan berat hati akang harus meninggalkanmu karena akang lebih mencintai Ningsih ketimbang kamu.”
Mei mei : “Kurang apa saya akang?”
Durjana : “Kamu gak kurang kok Mei, kamu itu kelebihan.”
Mei mei : “Kalo itu mau abang, Mei mei akan pulang dan membenci abang sampai kapan pun. Jangan lupa balikin barang-barang yang pernah Mei mei kasih  buat akang.... Wasalam..”
          Mei mei pun pergi.
Durjana : “Jadi Ningsih, maukah kamu jadi pacar abang?”
Ningsih : “Maaf ya bang, bentar lagi kan mau ujian kelulusan... mending abang belajar dulu, ntar kalo udah pinter baru ngelamar Ningsih, jangan try out gak jelas terus.”
Nirvana : “Makan tuh, makan tuh try out...!!!”
Durjana : “Kenapa harus try out lagiiiiiiiiiiiiiiiii.”
          Demikianlah kisah Durjana, Nirvana dan kawan-kawan di perantauan. Akhirnya Durjana dan Nirvana pulang kampung. Durjana berusaha kembali mendapatkan cinta Mei mei, karena ditolak oleh Ningsih yang sekarang bersama dengan pemuda congkak, berkulit putih bernama Fadhilah. Sedangkan Nirvana, mulai merasakan cinta dengan seorang wanita cantik yang tinggal di Gunter bernama Fitria Maharani. Lalu Alek dan Ikromah yang cintanya bagaikan monyet. Sedangkan Diva, menjadi pemimpin preman.